Sunday, October 4, 2009

Just In Time Part 1


Pendahuluan


Sistem pemanufakturan tradisional mengatur jadwall produksinya berdasarkan pada peramalan kebutuhan di masa yang akan datang. Padahal tidak seorangpun yang dapat memprediksi masa yang akan datang dengan pasti walaupun dia memiliki pemahaman yang sempurna tentang masa lalu dan memiliki insting yang tajam terhadap kecendrungan yang terjadi di pasar

Produksi berdasarkan prediksi terhadap masa yang akan datang dalam sistem tradisonal memiliki resiko kerugian yang lebih besar karena over produksi daripada produksi berdasarkan permintaan yang sesungguhnya. Oleh karena itu munculah ide Just In Time yang memproduksi apabila ada permintaan. Suatu proses produksi hanya akan memproduksi apabila diisyaratkan oleh proses berikutnya. Sebagai akibatnya pemborosoan dapat dihilangkan dalam skala besar, yaitu berupa perbaikan kualitas dan biaya produksi yang lebih rendah. Kedua hal tersebut menjadikan perusahaan lebih kooperatif. Tujuan utama Just In Time adalah untuk meningkatkan laba dan posisi persaingan perusahaan yang dicapai melalui usaha pengendalian biaya, peningkatan kualitas, serta perbaikan kinerja pengiriman.


Isi

1. Pengertian Just In Time

Manajemen Just in time adalah teknik manajemen yang pertama kali dikenalkan oleh jepang, teknik manajemen ini terkenal dengan zero inventory, yang memiliki arti bahwa perusahaan tidak memiliki persediaan, contohnya persediaan bahan baku yang akan dibeli disaat dibutuhkan sehingga perusahaan tidak mengeluarkan biaya penyimpanan bahan baku serta biaya lain yang berkaitan, ini merupakan salah satu cara untuk menekan biaya produksi akan tetapi agar sistem ini dapat berjalan dengan baik harus didukung oleh faktor-faktor yang sangat mempengaruhi seperti infrastruktur pendukung contohnya jalan raya jika tidak tersedia jalan yang dapat dilalui oleh alat transportasi perusahaan maka akan menghambat distribusi produk serta bahan baku dari dan keluar pabrik dan supplier bahan baku yang siap mensuplai bahan baku jika dibutuhkan secara ontime jika tidak maka akan menyebabkan waktu produksi tertunda

JIT tidak hanya sekedar “zero inventory” sistem ini juga menuntut efisiensi, efektivitas dan produktivitas serta kerjasama sistem di dalam perusahaan yang bersangkutan, karena untuk memproduksi sejumlah produk tepat waktu, dengan bahan baku yang akan di beli saat dibutuhkan dan menuntut penggunaan sumberdaya secara efisien dan efektif sehingga akan mengurangi biaya-biaya variabel yang timbul akibat kesalahan produksi, sehingga jumlah produk cacat menjadi berkurang, bahan baku yang tidak terpakai juga akan semakin berkurang akan tetapi ini di imbangi dengan kualitas produk yang di hasilkan menjadi semakin baik

2. Sistem Persediaan JUST IN TIME

Just In Time merupakan suatu keseluruhan filosofi operasi manajemen dimana segenap sumber daya dipakai sebatas yang dibutuhkan.

Tujuan JIT :

1. Mengangkat produktivitas

2. Mengurangi pemborosan

Sistem JIT merupakan upaya untuk mengurangi atau menghilangkan persediaan dalam usaha untuk memangkas biaya-biaya.

Sistem Persediaan JIT membantu manajer untuk menggunting biaya, meningkatkan efisiensi dan memperluas keluaran.

3. KONSEP SISTEM JIT

Empat (4) aspek fundamental JIT :

1. Menghilangkan segala aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah bagi sebuah produk atau jasa.

Contoh :

Waktu Pabrikasi = Waktu Proses + Waktu inspeksi + Waktu pindah + Waktu antri

Waktu Proses : Waktu yang dibutuhkan untuk mengkonversikan bahan baku menjadi barang jadi

Waktu inspeksi : Lamanya waktu yang dihabiskan untuk memastikan bahwa produk bermuru tinggi

Waktu pindah : waktu yang diperlukan untuk memindahkan BB atau BDP dari satu stasiun kerja ke stasiun kerja yang lainnya.

Waktu antri : Lamanya waktu tunggu suatu produk untuk dikerjakan, dipindahkan, atau dikirimkan dari gudang ke pelanggan.

2. Komitmen tinggi terhadap mutu

3. Upaya perbaikan yang berkelanjutan

4. Penekanan pada penyederhanaan.

Tujuan Pabrikasi JIT : Menghasilkan sebuah produk hanya jika dibutuhkan dan hanya dalam kuantitas yang diminta oleh para pelanggan.

4. Ukuran penting dari keandalan system JIT akan meliputi factor-faktor efektivitas siklus pabrik sbb;

a. Tingkat produk cacat/rusak

b. Waktu siklus

c. Persentase pengiriman produk yang tepat waktu

d. Akurasi pesanan

e. Persentase produksi sesungguhnya dibandingkan dengan produksi yang dianggarkan

f. Jam mesin sesungguhnya dibandingkan jam mesin tersedia yang direncanakan.

5. Elemen-elemen kunci JIT

Lima Elemen kunci demi keberhasilan JIT :

1. Jumlah Pemasok yang terbatas

Tingkat persediaan yang minimal

Sistem JIT memotong biaya dengan mengurangi :

a. Ruang yang dibutuhkan untuk penyimpanan bahan baku

b. Jumlah penanganan bahan baku

c. Jumlah persediaan yang usang.

2. Pembenahan Tata Letak Pabrik

Arus Lini : jalur fisik yang dilewati oleh sebuah produk pada saat bergerak melalui proses pabrikasi dari penerimaan bahan baku sampai ke pengiriman barang jadi.

3. Pengurangan Setup Time

Masa pengesetan mesin (setup time) adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengubah perlengkapan, memindahkan bahan baku, dan mendapatkan formulir terkait dan bergerak cepat untuk mengakomodasikan produk unsure yang berbeda.

4. Kendali Mutu Terpadu (Total Quality Control)

TQC berarti bahwa perusahaan tidak akan memperbolehkan penerimaan penerimaan komponen dan bahan baku yang cacat dari para pemasok, pada BDp maupun pada barang jadi.

5. Tenaga kerja yang fleksibel

6. Keuntungan-keuntungan bila mengoperasikan system JIT dalam management

- seluruh system yang ada dalam perusahaan dapat berjalan lebih efisien

- Pabrik mengeluarkan biaya yang lebih sedikit untuk memperkerjakan para staffnya.

- Barang produksi tidak harus selalu di cek, disimpan atau duretur kembali.

- kertas kerja dapat lebih simple

- Penghematan yang telah di lakukan dapat digunakan untuk mendapat profit yang lebih tinggi misalnya, dengan mengadakan promosi tambahan.

7 . Kelemahan JIT

satu kelemahan sistem JIT adalah, tingkatan order ditentukan oleh data permintaan historis. Jika permintaan naik melebihi dari rata-rata perencanaan historis maka inventori akan habis dan akan mempengaruhi tingkat pelayanan konsumen. Untuk mencapai tingkat pelayanan 95% perusahaan harus memasukkan 2 standart deviasi dalam safety stock.


0 Comments:

Post a Comment