Friday, October 2, 2009
Analisis
Situ Gintung adalah Tanggul penahan yang terdapat di Kelurahan Cirendeu, Kecamatan Ciputat, Tangerang Selatan, Banten. Situ Gintung dibangun pada tahun 1923 dan sekaran berusia 86 tahun dan belum pernah direnovasi sama sekali. Karena usianya yang sudah tua dan belum pernah direnovasi, maka konstruksi dari waduk ini sudah mengalami penyusutan dan tidak kuat lagi untuk dapat menahan air.
Sudah lebih dari 3 tahun warga meminta untuk perbaikan Situ Gintung, tapi tidak pernah digubris oleh Pemda setempat. Malah disekitar waduk dibangun pemukiman penduduk dan daerah rekreasi dan mengacaukan tatanan ruang kota. Sehingga ketika ada hujan deras dan hempasan air, maka waduk itu tidak dapat menahan lagi, sehinnga terjadilah bencana ini.
Musibah jebolnya tanggul Situ Gintung digambarkan warga bagaikan tsunami kecil. Terjangan ratusan juta kubik air itu bahkan langsung meruntuhkan rumah bertingkat 2 milik Mulyadi yang berjarak 50 meter dari Situ Gintung. Selanjutnya ratusan rumah di RT01, 02, 03, dan 04 di RW 08 Kelurahan Cirendeu, Kecamatan Ciputat, yang berada di bawah situ sepanjang 2 kilo meter lebih itu tersapu begitu saja bagaikan sampah sungai. TK Paud Muhammadiyah, Kampus STIE Ahmad Dahlan dan gedung rektorat dan sejumlah fakultas di Universitas Muhammadiyah juga diobrak-abrik oleh derasnya air bah termasuk rumah-rumah mewah di kompleks Cirendeu Permai, Perumahan Permata Hill dan Cirendeu Elok. Mayat-mayat terlihat nyangkut di pepohonan dan tertimpa reruntuhan rumah. Mobil dan motor terbawa arus hingga ratusan meter dan nyangsang di berbagai tempat seperti pohon atau atap rumah warga. Ratusan warga terlihat panik dan berlarian meyelamatkan diri.
Kerugian akibat musibah ini diperkirakan mencapai ratusan miliar rupiah. Korban yang meninggal dunia hingga pukul 21:00 tercatat 58 orang, 170 luka-luka dan puluhan orang masih dalam pencarian.
Solusi
Sebaiknya dilakukan rehabilitasi secara berkala terhadap Situ Gintung agar waduknya dapat lebih terpelihara dan terawat sehingga tidak meresahkan penduduk sekitar. selain itu sebaiknya, waduk digunakan sebagaimana fungsinya.
Disini, peran pemerintah daerah juga sangat diperlukan, mereka harus tegas kepada setiap warga yang ingin membangun pemukiman di sekitar waduk agar tidak diijinkan membuat pemukiman. Lebih baik dibuatkan rumah susun atau rumah tinggal di tempat yang berjauhan dengan waduk agar bila suatu saat waduk jebol, tidak terlalu memakan korban.
Sekarang sebaiknya pemerintah melakukan perbaikan terhadap Situ Gintung dan mengganti kerusakan warga agar warga yang mengalami kerugian besar, dapat terbantu sedikit karena adanya bantuan dari pemerintah. dan ketika waduk sudah diperbaiki, harus dilakukan pemanatauan secara berkala terhadap Situ Gintung.
Kesimpulan
Situ Gintung dalah sebuah tanggul yang usianya sudah mencapai 86 tahun dan belum pernah direnovasi sejak pembuatannya. Sebenarnya sudah diberikan dana untuk merenovasi tanggul tersebut, tetapi dana tersebut diselewengkan oleh pihak-pihak tertentu.
Karena usia yang sudah tua dan belum pernah direnovasi, maka ketika terjadi hujan yang sangat deras, tanggul tersebut jebol karena tidak kuat menahan tekanan air sehinnga menimbulkan kerugian material dan inmaterial. Jebolnya Situ Gintung juga memakan korban jiwa yang tidak sedikit.
Sebenarnya tragedi ini bisa dihindari kalau para penduduk dapat memelihara alam dan merenovasi tanggul tersebut sejak lama. Semoga dengan adanya kejadian ini, warga dapat lebih berhati-hati dan berfikir dua kali untuk membangun pemukiman disekitar tanggul dan juga menjadi pelajaran juga bagi pemerintah daerah.
Labels: Introduction To Sociology, semester 4